Warfarin obat apa?
Warfarin adalah obat pengencer darah yang berguna untuk mencegah gumpalan darah yang berbahaya. Pembentukan gumpalan/bekuan darah pada dasarnya berguna untuk menutup pendarahan. Namun gumpalan darah tidak pada tempatnya dan berbahaya dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, emboli paru serta trombosis vena dalam (DVT) yang biasa menyerang kaki.
Pembentukan gumpalan darah merupakan proses sangat komplek yang melibatkan banyak substansi yang disebut faktor pembekuan. Warfarin mengurangi kemampuan tubuh untuk membentuk gumpalan darah dengan menghalangi vitamin K yang berperan dalam pembekuan darah.
Ringkasan Obat Warfarin
Jenis obat | Antikoagulan |
Kategori | Obat keras |
Kegunaan | Mengatasi dan mencegah penggumpalan darah |
Konsumen | Dewasa dan lansia |
Kehamilan | Kategori X (dilarang) |
Sediaan | Tablet: 1 mg, 2 mg, 5 mg |
Merek | Warfarin, Rheoxen, Simarc, Notisil 5 dan Notisil 2 |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Warfarin
Fungsi Warfarin dalam tubuh adalah mencegah penggumpalan darah atau diartikan juga sebagai obat pengencer darah. Penggumpalan atau pembekuan darah merupakan proses alami tubuh yang dibutuhkan untuk menghentikan pendarahan. Namun jika penggumpalan darah terjadi secara berlebihan malahan akan memicu stroke, serangan jantung, emboli paru, dll.
Dalam proses pembekuan darah berbagai substansi menjadi pemicunya. Warfarin menghambat beberapa substansi ini untuk mengurangi bekuan darah diantaranya adalah faktor koagulasi dependent-vitamin K, yaitu faktor II, VII, IX, X serta protein koagulan C dan protein kofaktor S. Warfarin secara kompetitif menghambat pembentukan beberapa faktor ini, sehingga pembekuan darah dapat dikurangi.
Indikasi dan Kegunaan Warfarin
Warfarin digunakan untuk mengencerkan darah atau menghambat penggumpalan darah yang dapat meringankan atau mencegah semakin parahnya beberapa penyakit berikut ini:
- Serangan jantung (infark miokardial).
- Stroke.
- Emboli sistemik.
- Tromboembolisme arteri, termasuk tromboembolisme vena dalam dan emboli paru.
- stroke mini (Transient iscemic attacks).
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Pasien dengan kecenderungan pendarahan atau diskrasi darah.
- Baru saja atau akan merencanakan operasi mata atau susunan saraf pusat (SSP).
- Sedang mengalami luka dengan bukaan dan pendarahan besar.
- Sedang mengalami tukak dan pendarahan yang melibatkan sistem pencernaan, saluran pernapasan atau sistem genitourinari.
- Mengalami pendarahan serebrovaskular.
- Sedang terancam keguguran.
- Mengalami eklampsia, pre-eklampsia, atau tekanan darah tinggi parah.
- Sedang memerlukan anastesi umum atau lumbar.
- Penggunaan bersama obat fibrinolitik (streptokinase, alteplase).
- Wanita hamil.
Dosis Warfarin dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Warfarin untuk serangan jantung
- Dosis dewasa: pemberian awal 2 – 5 mg sekali sehari. Dosis perawatan 2 – 10 mg sekali sehari. Durasi pemberian 3 bulan setelah serangan jantung pertama.
Dosis Warfarin untuk tromboembolisme vena dalam
- Dosis dewasa: pemberian awal, 2 – 5 mg sekali sehari. Dosis perawatan 2 – 10 mg sekali sehari. Durasi terapi hingga 3 bulan.
- Dosis lansia: dosis terendah yang memungkinkan.
Dosis Warfarin untuk emboli paru
- Dosis dewasa: pemberian awal, 2 – 5 mg sekali sehari. Dosis perawatan 2 – 10 mg sekali sehari. Durasi terapi hingga 3 bulan.
- Dosis lansia: dosis terendah yang memungkinkan.
Aturan pakai:
- Gunakanlah obat ini setelah atau sebelum makan.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama. Untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Warfarin pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Warfarin
Warfarin umumya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun beberapa efek samping mungkin muncul dan perlu diperhatikan. Efek samping Warfarin tersebut meliputi:
- Mual dan muntah.
- Diare.
- Sakit perut dan kembung.
- Rasa tidak enak di lidah.
- Ruam kulit.
- Pruritus.
- Alopecia.
- Kaki berwarna ungu akibat embolisasi kolesterol.
- Demam.
- Menggigil.
- Penurunan hemoglobin darah.
- Penurunan fungsi hati dan penyakit kuning.
Efek Overdosis Warfarin
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Warfarin dapat berupa pendarahan seperti muncul bercak darah pada feses dan urin, pendarahan menstruasi yang lebih parah, memar berlebihan yang terus menerus, fese berwarna hitam, dan perdarahan kulit atau ptekiea. Jika kondisi ini terjadi segera berkonsultasi ke dokter Anda.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi Warfarin.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada pasien dengan risiko pendarahan, nekrosis dan gangren.
- Penderita trombositopenia yang diinduksi heparin, penyakit gangguan pencernaan akibat infeksi mikroorganisme, tekanan darah tinggi baik ringan maupun sedang, defisiensi vitamin K dan C, serta diabetes mellitus, gangguan hati dan ginjal sebaiknya berhati-hati menggunakan obat ini.
- Hati-hati penggunaan pada lansia dan ibu menyusui.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Warfarin untuk ibu hamil?
Warfarin digolongkan dalam obat kategori X untuk ibu hamil. Hal itu berarti studi pada binatang percobaan atau manusia telah memperlihatkan adanya abnormalitas janin dan besarnya resiko obat ini pada wanita hamil jelas-jelas melebihi manfaatnya. Oleh karena itu dilarang menggunakan Warfarin selama masa kehamilan.
Bolehkah Warfarin untuk ibu menyusui?
Warfarin dapat terekskresi dan mengontaminasi ke dalam ASI ibu menyusui. Meskipun jumlahnya kecil dan belum diketahui efeknya pada bayi yang menyusu. Oleh karena itu sebaiknya berhati-hati menggunakan Warfarin selama masa menyusui.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Warfarin bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Warfarin dengan obat-obat berikut:
- Toklopidin, dapat menyebabkan penyakti hepatitis kolestatik.
- Antikoagulan (heparin, debigatran, argatroban), meningkatkan risiko perdarahan.
- Antiplatelet (Aspirin, cilostazol, clopidogrel), meningkatkan risiko perdarahan.
- OAINS dan SRI, meningkatkan risiko pendarahan.
- Streptokinase dan alteplase, peningkatan risiko perdarahan (dapat berakibat fatal).